Yogyakarta (MAN 1 YK)—Sarung merupakan salah satu pakaian yang melekat pada keseharian santri pondok pesantren untuk sholat atau sembahyang, selain karena manfaatnya yang banyak, pakaian ini juga memiliki fleksibilitas yang tinggi. Namun tidak semua orang dapat memanfaatkan sarung dan menggunakannya secara benar.
Karena itu pada Expo pesantren atau Kampung santri yang merupakan bagian dari Festival dan Santri Competition (Fescosama), Sabtu(19/10)pagi, para santri Pondok Pesantren Alhakim memperagakan cara mengenakan sarung yang benar dan aman.
Kegiatan ini disambut penuh antusias oleh para siswa MAN 1 Yogyakarta, khususnya mereka yang tidak tinggal di pondok pesantren. Bahkan kegiatan ini disaksikan langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Drs. H. Nur Abadi, M. Pd. I., Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd., dan segenap civitas akademika saat mengunjungi stan-stan kampung santri, yang digelar di sebelah masjid Alhakim.
Pembina Harian Asrama Pondok Pesantren Alhakim MAN 1 Yogyakarta Abdul Kahfi Amrulloh, M.Pd. menjelaskan, cara menggunakan kain sarung yang benar adalah apabila kain itu menutup aurat, longgar dan tidak mudah lepas meskipun tidak menggunakan ikat pinggang.
“Jadi Kalau ditarik seperti ini tidak gampang lepas,” ujarnya sambil menarik salah satu sarung yang sedang dikenakan santri.
Dalam pameran ini disajikan pula, beragam kitab kuning (kitab klasik) berbahasa arab, peralatan, dan pakaian keseharian santri. (dzl)