Yogyakarta (MAN 1 YK)--Sejak 2015, Indonesia telah memasuki Asean Economic Community (AEC), dengan begitu Asean Free Trade Area (AFTA) telah berlaku. Hal ini bukan hanya berdampak pada sektor ekonomi, namun juga pada sektor pendidikan. Lembaga Pendidikan seperti Sekolah dan Madrasah dituntut agar menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing dalam masyarakat International (Global Community).
Penting bagi Madrasah, terutama MAN 1 Yogyakarta memupuk soft skills terutama di bidang Entrepreneurship kepada para siswa. Entrepreneur menjadi salah satu hal Yang paling dibutuhkan untuk dapat menciptakan SDM Yang Unggul Yang dapat bersaing di era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini.
Dalam upaya menciptakan lulusan yang unggul dalam persaingan global, madrasah ini telah menerapkannya dalam mata pelajaran Prakarya dan Wirausaha (PKWU). Diharapkan dapat menumbuhkan karakter entrepreneur, sehingga menumbuhkan sikap produktif dan kreatif dari siswa-siswi dengan sendirinya. Dengan begitu mereka tidak lagi terperangkap oleh perilaku sikap konsumtif, yang dapat merugikan mereka sendiri.
Program ini telah dimulai pada tahun 2010. Siswa siswi sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Tampak Rabu (11/9) pagi, siswa-siswi menjajakan produk hasil kreasi mereka yaitu membuat makanan tradisional Yang sudah jarang ditemukan yakni tiwul, sawut, klepon, peyek, wedang ronde, telur asin, tahu baso dan lain sebagainya.
"Pelajaran PKWU sangat asyik dan seru, selain diajarkan untuk berdagang juga dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berinovasi menghasilkan sesuatu yang baru,” ujar Amaral Reyhan Ramdhani (X MIPA 3).
Adapun guru-guru pengampu mata pelajaran PKWU adalah Hj. Ari Satriana, S.Pd M.Pd., Purnomo Basuki, S.Pd., Dra. Hj. Muti'ah, Purnami Nugraheni, S.Pd., Joko Sugiyanto, S.Pd. M.Pd., Dra. Sufiyaty, M.Pd, dan Dra. Sri Rahayu.
"dengan adanya mata pelajaran PKWU bukan hanya siswa kelas Yang melek akan dunia usaha, namun juga mereka kembangkan di ekstrakurikuler madrasah,” ungkap Pengampu PKWU kelas X, Joko Sugianto.
Joko menambahkan, setiap ekstrakurikuler bahkan organisasi bidang (ORBID) telah memiliki jenis usaha masing-masing untuk menambah pemasukan organisasi".
Selain kata dia, program ini akan terus ditingkatkan, agar para siswa dapat menciptakan peluang yang ada, sehingga mampu memanfaatkan pangsa pasar Indonesia yang sangat besar di ASEAN maupun dunia, serta mampu menciptakan peluang bisnis sendiri dalam era pasar bebas ini, setelah mereka menjadi Alumni. (adr/dzl)