Pengajian Keluarga MAN Yogyakarta I: Kepribadian dan Peran Guru di Masyarakat Dipertaruhkan

22 Aug 2016, 17:00 MAN 1 Yogyakarta 1243

this used to be photo

Sleman(MAN YK I)-Pembinaan Keluarga dan masyarakat menjadi tanggung jawab bersama. Keluarga dan masyarakat tidak bisa dipisahkan. Peran keduanya saling mempengaruhi. Untuk itu pembinaan keduanya harus diupayakan. Seperti yang dilakukan oleh MAN Yogyakarta I, madrasah ini menyelenggarakan Pengajian Keluarga, Ahad(21/8) pagi, di Kediaman salah satu Guru MAN Yogyakarta I Suyanto,M.Pd yaitu Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia(UII), Jalan Selokan Mataram Dabag Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dan pegawai MAN Yogyakarta I beserta keluarga, dengan menghadirkan penceramah H.Suyanta,S.Ag, M.S.I. Pimpinan Yayasan Madania Yogyakarta.

Mengawali acara pengajian rutin dua bulanan ini, para jama’ah diajak tadarus Al-Qur’an bersama, yang dipandu oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hakim MAN Yogyakarta I Drs.H.Muhammad Nawawi, M.S.I. membaca dan mengkaji QS.Ali Imran ayat 190 sampai ayat 200.

Nawawi mengajak para jama’ah untuk selalu mengingat Allah swt dimana pun berada, seperti petunjuk Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 190 sampai ayat 197 yang artinya,”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

Sementara itu Penceramah H.Suyanta,S.Ag, M.S.I berpendapat, 4 kompetensi guru yakni pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian, semestinya berjalan seimbang. Lanjut Suyanta, dari 4 kompetensi itu, yang kurang mendapatkan perhatian adalah 2 kompetensi terakhir yakni sosial dan kepribadian. pasalnya, banyak guru piawai dalam pedagogig dan profesional namun tidak punya peran di masyarakat.

Di dalam masyarakat guru itu menjadi figur dan suri tauladan masyarakat, maka kepribadian seorang guru menjadi taruhannya. “perjuangan melalui jalur pendidikan, pemberantasan kemeskinan, dan pemberdayaan umat tidak ada habisnya,”ujar pria kelahiran Kulonprogo itu.

Suyanta menambahkan, untuk meningkatkan kompetensi kepribadian dengan membiasakan Qiyamul Lail(sholat tahajud). Karena itu menurut dia, ritual ini akan berpengaruh pada jiwa seorang guru dan akan memudahkan dalam komunikasi sesama, karena jiwanya bersih, dan tertata dengan baik.

Selain itu, Pimpinan Yayasan Madania itu mengingatkan jama’ah untuk berhati-hati, dan harus memastikan apa yang didapat dan dikonsumsi itu halal. Karena barang atau makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi kejiwaan seseorang. Maka untuk menjaga kesucian hati dan kebersihan jiwa dengan cara memberbanyak sedekah.

Pimpinan Yayasan untuk kaum dhu’afa ini sangat piawai dalam menyampaikan ceramah keagamaan. Materi keagamaan itu dikemas dengan bahasa yang mudah dan diselingi dengan humor-humor cerdas yang khas. Tampak gelak tawa jama’ah mewarnai pengajian itu, hingga kegiatan ini berakhir pukul 12.00 WIB.(dzl)


Bagikan Artikel :


Berita Yang Lain

PKKM MAN 1 Yogyakarta: Langkah Strategis Menjaga Madrasah Berkelas Dunia
21 Nov 2024, 09:46

Tim PMR MAN 1 Yogyakarta Raih Juara 3 Olimpiade Kepalangmerahan UNYCORYC 2024
20 Nov 2024, 15:17

KIR Liba MAN 1 Yogyakarta Siapkan Dua Timnya Ikuti Seleksi Tingkat Nasional
20 Nov 2024, 13:58

Tak Sekadar Jepret, Siswa MAN 1 Yogyakarta Bidik Sampah untuk Jadi Juara 1 Tingkat Nasional
20 Nov 2024, 10:20

MAN 1 Yogyakarta Gelar Alumni Share and Care Bersama Arif Sosiawan
20 Nov 2024, 08:17