Yogyakarta (MAN 1 Yogya) – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh salah satu murid MAN 1 Yogyakarta. Nur Ghulam Alim Romadhon berhasil meraih Juara 2 dalam ajang bergengsi Walisongo Internasional Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Championship yang digelar pada Kamis–Minggu (4–7/09) di Gedung Serba Guna Zarqowi Soejuti, Kampus III UIN Walisongo, Ngaliyan, Semarang.
Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah organisasi pencak silat warisan budaya Indonesia yang telah mendunia. PSHT telah berkali-kali menyelenggarakan kejuaraan pencak silat internasional. Kejuaraan kali ini mengusung tema “Melalui Pencak Silat, Kita Ukir Prestasi untuk Negeri.” Tujuan penyelenggaraan tidak hanya untuk menggali potensi atlet-atlet pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dari seluruh Indonesia dan cabang khusus luar negeri, tetapi juga untuk mengembangkan serta melestarikan pencak silat sebagai budaya luhur bangsa Indonesia.
Kepala MAN 1 Yogyakarta, Edi Triyanto, S.Ag., S.Pd., M.Pd., menyambut kemenangan ini dengan menyampaikan rasa bangga atas pencapaian Ghulam. “Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa semangat juang, kerja keras, dan kedisiplinan akan selalu berbuah manis. Semoga capaian ini memotivasi murid lain untuk berprestasi di bidang yang mereka tekuni,” ujar Edi.
Prestasi ini bukanlah yang pertama bagi Ghulam. Dalam dua tahun terakhir, ia telah berkali-kali mempersembahkan piala untuk MAN 1 Yogyakarta melalui berbagai ajang bergengsi, di antaranya Walisongo Internasional Championship (Juara 2), UPY Cup (Juara 3), Kebangsaan Cup 2 (Juara 1), The 7 Year UNS (Juara 3), dan Sunan Kalijaga Cup 4 (Juara 3). Dengan pencapaian yang luar biasa tidak lantas membuat Ghulam puas. Ia tetap berlatih untuk meningkatkan kemampuan bela dirinya sekaligus untuk persiapan berbagai kejuaraan pencak sialat yang akan datang.
Sejak usia 6 tahun, Ghulam telah menekuni olahraga bela diri pencak silat. Baginya, pencak silat bukan hanya olahraga, tetapi juga sarana untuk belajar keberanian dan melatih kemampuan membela diri. “Kuncinya adalah pandai membagi waktu antara sekolah dan latihan. Keduanya sama-sama prioritas, jadi harus benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin,” ungkap Ghulam.
Sementara itu, dalam penyerahan piala kejuaraan, ketua panitia kejuaraan ini menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta. “Kami bangga melihat generasi muda yang tidak hanya mencintai pencak silat sebagai warisan budaya bangsa, tetapi juga mampu berprestasi hingga level internasional. Semoga kejuaraan ini menjadi ajang lahirnya atlet-atlet silat yang tangguh, berkarakter, dan menjunjung tinggi sportivitas,” jelas ketua panitia.
Dengan segudang prestasi yang telah diraih, Ghulam tidak hanya mengharumkan nama MAN 1 Yogyakarta, tetapi juga membuktikan bahwa pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia mampu mengangkat nama bangsa di kancah internasional. Ke depan, diharapkan Ghulam terus konsisten mengasah kemampuan, menorehkan lebih banyak prestasi, dan menjadi inspirasi bagi generasi muda. (luf)