Kota Yogyakarta (MAN 1 Yogyakarta) - Gaung demokrasi di MAN 1 Yogyakarta dalam kegiatan pemilihan ketua OSIS Nurul Jadid, sampailah pada puncaknya, Jumat (27/9). Agenda Pemilos yang telah dimulai sejak Senin, 19 Agustus 2024 tersebut ditutup dengan Pemilihan ketua OSIS secara langsung yang dimeriahkan dengan MPS Cup. Berbagai lomba antarkelas diadakan di sela-sela kegiatan Pemilu OSIS (Pemilos) MAN Yogyakarta 1. Di antaranya lomba paduan suara, lomba debat, cosplay, baca puisi, serta lomba estafet kepemimpinan. Tujuan diadakannya lomba ini adalah untuk menyemarakkan acara Pemilos yang dilaksanakan selama satu hari penuh, Sabtu (27/09). Selain itu, agar pada saat pencoblosan, siswa yang tidak terlibat sebagai panitia dan sudah selesai mencoblos dapat tetap berkegiatan positif yaitu dengan mengikuti berbagai cabang lomba.
Salah satu cabang lomba yang diadakan adalah lomba cosplay. Lomba ini diikuti oleh seluruh perwakilan kelas yang terdiri dari 3 orang siswa tiap kelas. Setiap perwakilan dari tiap kelas akan mengenakan busana khas suatu daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan kemudian menjelaskannya kekhasan busana serta filosofi pemakaiannya pada juri dan para penonton yang hadir.
Salah satu staf kurikulum Wakhid Hasyim, S.Pd.I., MA menjelaskan bahwa kegiatan ini digunakan untuk mewadahi kreatifitas siswa sekaligus mengenalkan mereka pada kekayaan Indonesia yang berupa berbagai macam baju adat daerah dan filosofinya. “Anak-anak ini diharapkan tidak hanya mengenal nama dan wujud baju adat, namun juga filosofi pembuatan maupun pemakaiannya. Diharapkan, anak-anak yang tumbuh di era modern ini dapat mengambil hal-hal positif dari filosofi baju adat yang mereka pelajari, ” terang Wakhid.
Lomba yang dimulai tepat pukul 09.00 sampai 11.30 WIB ini berlangsung sangat meriah. Tiap kelas berusaha menyuguhkan kreativitasnya melalui baju yang mereka kenakan, serta orasi yang mereka bawakan. Ada dua hal yang mereka sampaikan dalam orasi tersebut yaitu baju adat yang mereka kenakan dan filosofinya dan pentingnya melaksanakan demokrasi yang benar dalam hidup bernegara. Ameera, salah satu wakil kelas XG, bersama dua orang rekannya membawakan baju adat aceh yang berwarna cerah namun menawan. Dalam penampilannya, Ameera bergantian bersama rekannya menjelaskan secara detail dasar pemilihan warna baju adat Aceh, pernak-pernik ornamen dan asesorinya serta filosofi yang dibawa baju adat Aceh. “Kami belajar dulu dari internet tentang baju adat Aceh agar tidak keliru dalam penyampaiannya,” kata Ameera menjelaskan.
Lomba cosplay ini berlangsung sangat meriah karena tiap kelas membawa supporter masing-masing yang memberikan semangat dengan yell-yell tertentu yang lucu namun membangkitkan semangat. Juri lomba yaitu Lilis Ummi Fa’iezah dan salah satu mahasiswa PPL, M. Hafedz harus bekerja keras memberikan penilaian karena tiap-tiap perwakilan kelas tampil memukau.
Estafet kepemimpinan adalah salah satu lomba dari MPS CUP. Estafet kepemimpinan sendiri memiliki tujuan untuk meningkatkan kerja sama, meningkatkan jiwa leadership, dan menambah pengetahuan peserta dalam sistem tata negara, demokrasi, dan politik. Teknis perlombaan estafet kepemimpinan terbagi menjadi 3 pos saat babak pertama. Di pos 1, peserta melatih kerjasama antaranggota kelompok dengan seluruh kaki menahan ember berisi air dan satu persatu peserta melepas kaos kaki. Lalu di pos 2, peserta harus mencari bola dengan mata tertutup dan pemimpin mereka berada di depan mengarahkan anggotanya untuk mengikuti mencari bola. Selanjutnya di pos 3, diisi dengan mengisi teka-teki silang dengan tema pembahasan tata negara, politik, dan demokrasi. Sesi final diisi dengan menjawab pertanyaan dengan sistem cerdas cermat. (wk)