Yogyakarta (MAN 1 YK)— Pandemi Virus Corona (Covid-19) mewajibkan masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan, berpola hidup sehat, dan menjaga jarak dalam pergaulan sehari-hari atau Physical Distancing hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Karena pertimbangan hal tersebut Keluarga Besar MAN 1 Yogyakarta menggelar Halal Bihalal secara virtual, dengan menggunakan Aplikasi Zoom Meeting, Sabtu(30/5/2020) pagi.
Kegiatan yang rutin digelar tiap Syawal itu, sedikitnya diikuti 80 peserta (dari guru, pegawai, alumni, mantan guru dan pegawai) via Zoom Meeting. kegiatan Berlangsung mulai pukul 09.00 hingga pukul 10.30 WIB.
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd menyampaikan, halal bihalal tahun ini tidak dalam pertemuan langsung(bersekemuka) karena harus mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona. Sehingga madrasah menggelar halal bihalal secara virtual. Ungkapnya, walaupun demikian, tidak mengurangi niatan baik dan rasa untuk bersilaturrahim dan saling memaafkan.
“Kami, baik secara pribadi maupun keluarga Besar MAN 1 Yogyakarta memohon maaf sebesar-besarnya atas segala kesalahan, minal ‘aidin wal faizin,”ujarnya.
Wiranto menambahkan, madrasah selalu melakukan inovasi untuk meningkatkan prestasi dan memberi pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, terutama menghadapi pandemi covid-19 ini. Bahkan lanjutnya, civitas akademika harus bekerja keras lagi dalam menyongsong Sistem Kredit Semester (SKS) yang akan diterapkan mulai tahun pelajaran 2020/2021 mendatang. “Saya yakin kita bisa, mari kita bersama-sama untuk memberikan yang terbaik,” pintanya.
Usai sambutan kepalam madrasah, dilanjutkan dengan ikrar syawalan yang dipandu oleh H.Zuliadi, M.Ag., kemudian dilanjutkan dengan hikmah syawalan oleh Jarot Wahyudi, MA. (alumnus), dan Drs.H.M.Nawawi, M.S.I( mantan guru).
Ungkap Jarot, pandemi Virus corona yang melanda negeri ini, merupakan ujian yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. seperti yang terkandung dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 155. Dalam ayat ini ada lima macam ujian yang diberikan kepada manusia, yakni rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Menurutnya, kondisi pandemi seperti ini, justru melatih orang beriman untuk meningkatkan rasa empati dan simpati. “Agar bersedia menjadi giver (pemberi),alladziina yunfiquuna fissaraa’I wadharra’(orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit),”ungkapnya, mengutip Q.S. Ali Imran ayat 134.
Sementara itu Nawawi, mengingatkan para peserta halal bihalal agar tetap menjaga amal sholeh setelah menjalankan ibadah puasa. Pasalnya, bisa saja amal ibadah seseorang itu hilang pahalanya, dikarenakan diiringi perbuatan-perbuatan dosa yang tidak disadarinya. Ia mengungkapkan hadis nabi yang menjelaskan banyak orang yang mengalami kebangkrutan saat perhitungan amal pada hari kiamat kelak.
"Orang yang bangkrut dari umatku adalah mereka yang datang pada Hari Kiamat dengan banyak pahala shalat, puasa, zakat, dan haji. Tapi di sisi lain, ia juga mencaci orang, menyakiti orang, memakan harta orang (secara bathil), menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Ia kemudian diadili dengan cara membagi-bagikan pahalanya kepada orang yang pernah dizaliminya. Ketika telah habis pahalanya, sementara masih ada yang menuntutnya maka dosa orang yang menuntutnya diberikan kepadanya. Akhirnya, ia pun dilemparkan ke dalam neraka,” ungkapnya, menjelaskan hadis nabi.
Meskipun via online, halal bihalal berlangsung khidmat. Kemudian acara ditutup dengan doa yang dipandu oleh Koordinator Keagamaan Suyanto, M.Pd. (dzl)