Yogyakarta (MAN YK I)-Hari Raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijjah) yang identik dengan melimpahnya daging kurban menjadi moment penting. Moment relijius ini dimanfaatkan oleh MAN Yogyakarta I untuk membekali para siswa dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membentuk karakter. Seperti lomba masak tradisional antar kelas yang digelar oleh madrasah ini, Selasa(13/9) pagi.
Tahun ini, MAN Yogyakarta I berkurban dengan 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Pihak panitia kurban mendistribusikan daging kurban untuk segenap civitas akademika, masyarakat sekitar madrasah, dan masyarakat di lingkungan bakti sosial di Sangon 1, Kalirejo, Kokap, Kulonprogo.
Untuk lomba masak ini, setiap kelas mendapatkan jatah daging sebanyak 3 kilogram. Adapun jenis masakan yang dilombakan: masakan gule untuk kelas X, masakan tongseng untuk kelas XI, dan masakan rawon untuk kelas XII.
Pihak panitia lomba melibatkan 9 orang tim juri. Penilaian pada perlombaan ini berdasarkan 3 hal yakni pertama:kreatifitas dan penyajian, kedua:rasa tekstur dan keempukan daging, ketiga:kelengkapan dan kesesuaian menu. Pemenang lomba masak ini, akan mendapatkan hadiah menarik dari panitia.
Salah satu juri lomba masakan tongseng Wahidatul Mukarromah, M.Pd.I. menyampaikan, secara umum, para siswa sangat kreatif dan piawai dalam memasak daging dan penyajiannya.
“Kalau ketrampilan ini ditingkatkan, maka akan mempuyai nilai jual,”ungkapnya. Menurutnya, ketrampilan semacam ini layak diasah dan ditingkatkan, karena kelak akan menjadi bekal mereka di masa depan. “mereka yang mempunyai jiwa kewirausahaan akan lebih siap menghadapi persaingan global dan bisa membuka lapangan pekerjaan ,”cetusnya.
Berbeda dengan juri masakan rawon Dra.Hj.Sri Wuryaningsih menganggap, lomba masakan rawon termasuk masakan yang cukup sulit bagi siswa. Pasalnya masakan ini masakan khas Jawa Timur. Wuryaningsing menambahkan, masakan ini membutuhkan ragam bumbu masak yang jarang digunakan dalam tradisi masakan Yogyakarta, seperti buah kluwek.
Sehingga menurutnya, komposisi buah kluwek pada masakan rawon yang kurang tepat akan mengurangi cita rasa masakan rawon yang khas Jawa Timur itu. “namun demikian banyak siswa yang bisa, dan rasanya sudah enak dan tepat,”ujarnya.(dzl)