Bandung (MAN YK I)-Di hari yang
kedua, Rombongan Studi Banding MAN Yogyakarta I melakukan kunjungan ke SMA
Negeri 3 Bandung, Jl. Belitung No. 8, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur
Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu(26/11) pagi. Tepat pukul 08.30 WIB
rombongan tiba di tempat tujuan, dan disambut oleh segenap civitas akademika,
di Aula sekolah tersebut.
Wakil Kepala Madrasah Bidang
Humas Hartiningsih, M.Pd menuturkan, melalui informasi dari para Alumni MAN
Yogyakarta I, mereka memberikan rekomendasi untuk berkunjung di SMA Negeri 3
Bandung ini. Hal ini dilakukan, untuk meningkatkan dan mengembangkan apa yang
telah dicapai oleh MAN Yogyakarta I, salah satunya dengan cara studi banding.
Sementara itu Kepala SMA Negeri 3
Bandung Dr.Andang Segara, M.Mpd, menyambut baik kunjungan ini. lantas ia
menceritakan, bahwa sekolah ini Berdiri sejak tahun 1953 SMA Negeri 3 Bandung
dikenal dengan sebutan SMA Belitung karena berlokasi di jalan Belitung No. 8 Bandung.
Sekolah ini merupakan SMA Negeri
unggulan pertama di Bandung, kemudian SMA Negeri 5 Bandung dan SMA Negeri 8
Bandung menempati urutan 2 dan 3. Lulusan dari sekolah ini banyak yang berhasil
melanjutkan ke perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Bahkan kata Andang,
hampir 90 persen lulusan sekolah ini diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB)
dan Universitas Padjadjaran(UNPAJ).
Andang menjelaskan, bangunan
sekolah ini, merupakan gedung tua yang
dibangun pada zaman pemerintahan Hindia Belanda. “Jadi sekolah ini
termasuk heritage(warisan) yang
menjadi cagar budaya,”ujarnya. “Bangunannya masih lama, dan kami tidak boleh
merubah apa yang sudah ada,”imbuhnya.
Ia juga menyampaikan di sekolah
ini merupakan sekolah berbasis riset, dengan menerapkan Sistem Kredit Semester
(SKS) sejak tahun 2010, yaitu bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang peserta didiknya
menentukan jumlah beban belajar
dan mata pelajaran
yang diikuti setiap
semester pada satuan pendidikan
sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuan/kecepatan
belajar.
Andang menunjukkan bahwa dengan
SKS ini para siswa bisa lebih fokus . “Andai
kata ada yang ada mata pelajaran yang tidak tuntas tidak harus mengulang semua
mata pelajaran,”ungkapnya. Dikatakan, kunci pembelajaran adalah pada guru.
Untuk itu dengan keikhlasannya, seorang guru harus fokus, serta bisa menjadikan
para siswa itu termotivasi dan terinspirasi.
Senada dengan Andang, Wakil
Kepala SMA Negeri 3 Bandung Bidang Kurikulum Drs. Taman Sutarman mengatakan, di
sekolah ini menguatkan pada tahapan proses. “input tidak terlalu istimewa,
tetapi bagaimana menjadikan anak itu siap ‘tempur’,”ujarnya.
Maka untuk menunjang hal itu,
maka pembiasaan yang harus dilakukan adalah dengan bagaimana anak-anak itu
ibadahnya baik. “kalau ibadahnya sudah baik, prestasi yang lainnya akan
mengikuti,”pungkasnya. “Knowledge is
power, but character is more,”kata Sutarman
Setelah setelah penyampaian profile, kemudian dilanjutkan dengan dialog dan peninjauan langsung beberapa lokasi dilingkungan sekolah, seperti ruang kelas, perpustakaan, kantor tata usaha, asana OSIS, dan lain-lain. (dzl)