Sleman(MAN 1YK)—Gerakan Pramuka yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan, menjadi wadah yang tepat untuk mengenalkan budaya dan sistem pemerintahan kepada generasi muda. Seperti yang diterapkan dalam Perkemahan Bakti atau Mahabakti Pramuka MAN 1 Yogyakarta, yang mengenalkan budaya dan sistem pemerintahan melalui pembagian kelompok, tata tertib dan beberapa program dan kegiatan.
Sesi Acara Mahabakti Fatika Candra Anisa siswi kelas XI prodi IPS menerangkan, sistem pembagian kelompok pada perkemahan ini menerapkan sistem pemerintahan, yaitu mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten atau kota, dan propinsi.
Lanjutnya, peserta dibagi menjadi 32 sangga, terdiri dari 14 sangga putra dan 18 sangga putri. Kemudian pada tiap 3 sampai 5 sangga dibentuk kelurahan, dengan penanggungjawab seorang lurah. Kemudian setiap 2 kelurahan dibentuk 1 kecamatan dengan penanggunjawab seorang camat. Lantas pada setiap 2 kecamatan dibentuk 1 kabupaten atau kota, dan secara keseluruhan di bawah propinsi.
Fatika menambahkan, nama desa, kecamatan, kabupaten atau kota, dan propinsi yang digunakan adalah nama-nama wilayah lingkup propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Misalnya, Desa Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kabupaten atau Kota Yogyakarta, dan Propinsi DIY.
Ungkap Fatika, sistem pembagian kelompok seperti ini untuk mengenalkan para peserta tentang sistem pemerintahan. Dengan demikian harapnya, mereka mempunyai bekal saat kembali ke masyarakat. “Ya, selebihnhya untuk mempermudah dalam komunikasi dan koordinasi antar kelompok, apabila terjadi sesuatu,“ujarnya, saat ditemui Pendopo kepanitiaan, Ahad(8/4) sore.
Bahkan, lanjut Fatika beberapa istilah atau nama kegiatan yang menggunakan istilah asing diganti dengan istilah lokal. Seperti ‘outbound’ menjadi ‘mlampah plisir’, ‘Bakti Sosial (Baksos)’ menjadi ‘guyub rukun agawe santoso(Guru Gasa)’. (rdl/blqs/dzl)