Bali (MAN 1 YK) — “Janganlah melihat dan menilai seseorang hanya dari satu sisi saja,” itulah pesan moral terkandung dalam film dokumenter karya siswa MAN 1 Yogyakarta. Film yang bertema ”Gun Jack Preman Yogyakarta Berwajah Gahar Berhati Malaikat” itu, berhasil meraih tiga nominasi, yaitu Nominasi Film Dokumenter Terbaik, Nominasi Ide Film Dokumenter Terbaik, dan Nominasi Poster Film Dokumenter Terbaik, dalam Lomba Film Dokumenter Youth Sineas Awards (YSA) 7 Tahun 2019, yang diselenggarakan SMAN 3 Denpasar Bali, Ahad (27/10), di Gedung Merdeka, Denpasar, Bali.
Pembuatan Film ini dilakukan oleh enam siswa kreatif, dengan tugas masing-masing, yaitu Rafi Arya Mahardika (Sutradara), Muhammad Fikry Ulil Albab (Pembantu Sutradara), M. Aditya A dan Ibrahim Alfaruqi (Juru Kamera), Amartya Maulana Insan, Faiz Gymnastiar H, dan Auz’na Kamal Fata (Editor dan Poster Design). Karya siswa madrasah ini mampu bersaing dengan 34 film karya pelajar jenjang SMA/SMK/MA dan mahasiswa dengan batasan usia maksimal 20 tahun.
Rafi Arya Mahardika saat ditemui, Rabu (6/11) pagi, menuturkan, proses pembuatan film ini memakan waktu kurang lebih sebulan. Untuk mendapatkan data yang valid ia bersama tim kreatifnya harus meluangkan waktu dan pergi ke Kampung Badran yang terletak di sisi barat Kota Yogyakarta, serta menemui beberapa narasumber. Antara lain: Dyah Safitri, Wulan Mayastika, Yudha Lupita, Prajaka Sindung Jaya, dan Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah).
Terangnya, Gun Jack, seorang yang dilahirkan di kota yang penuh keramahan dan keindahan, yaitu Yogyakarta. Namun, kehidupannya tidak semudah dan seindah kotanya. Ia tumbuh dan berkembang di lingkungan kriminal yang menuntutnya untuk hidup lebih keras.
Lanjutnya, sejak kecil hidupnya sudah erat dengan jalanan demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Ia pun tumbuh menjadi salah seorang preman terbesar di Yogyakarta pada dekade 90-an. Namun, Gun Jack adalah preman yang bukan sembarang preman.
“Dirinya penuh dengan hal yang tak disangka. Pribadinya benar-benar menunjukkan bahwa selalu ada hal baik dibalik sesuatu yang terlihat buruk. Ialah Gun Jack, sosok preman yang banyak mengajarkan arti kehidupan,” ungkapnya.
“Jangan memandang dan menilai seseorang dari fisik saja, sebelum mengenal secara dalam, dan dekat, seseorang,” ujar, siswa kelahiran Trenggalek, 26 Desember 2001, putra dari Musri Handayani dan Imam Basuki. (dzl)