Yogyakarta(MAN YK I)--Hari-hari tasyriq menjadi momentum yang sangat baik untuk mengasah rasa kepedulian kepada sesama. Seperti yang dilakukan oleh Rohani Islam(ROHIS) salah satu organisasi bidang di bawah Organisasi Intera Sekolah (OSIS) MAN Yogyakarta I ini, menggelar bakti sosial di Desa Sangon 1, Kalirejo, Kokap, Kulonprogo, selama 2 hari( 13 sampai 14 September 2016). Sebanyak 57 siswa yang tergabung dalam kepanitiaan ini, serta dibantu oleh segenap civitas akademika dan para relewan alumnus MAN Yogyakarta I.
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala MAN Yogyakarta I Singgih Sampurno, MA. Upacara pemberangkatan berharap agar semua panitia dan segenap civitas akademika yang terjun dalam kegiatan ini bisa bekerjasama, bahu-membahu demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini. "tolong semua bekerja, kami percayakan tugas dan pengabdian kemasyarakatan ini kepada kalian,"ujarnya.
Banyak program yang digelar dalam kegiatan ini, seperti pembagian daging kurban, pembinaan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), membersihkan lingkungan masjid, pengobatan gratis, tabligh akbar, pembagian sembako, dan bazar (pasar murah).
Guru pembimbing Abdul Kahfi Amrullah, S.Pd.I. menyampaikan, Tahun ini Baksos MAN Yogyakarta I membagikan 200 paket sembako, 200 bungkus daging kurban, dan penyaluran hewan kurban berupa 10 ekor kambing dari para donatur.
Kahfi menuturkan, sebagian besar panitia adalah para siswa yang duduk di kelas x dan kelas xi. "kegiatan ini untuk melatih jiwa sosial dan kepedulian kepada sesama, mau berbagi kepada para dhuafa, dan bagian dari latihan tanggungjawab,”terangnya.
Kahfi menambahkan, dengan terjun langsung ke lapangan dan berbaur dengan masayarakat mereka akan mengerti, bagaimana cara mengahadapi realita kehidupan yang ada dan segala kemungkinan yang ada.
Selama dua hari kegiatan ini berlangsung. Banyak kesan, pesan, dan pengalaman baik dari masyarakat maupun dari peserta itu sendiri.
Kepala Dusun Sudarman menyampaikan, masyarakat di dusunya sangat menyambut baik kegiatan ini, ia merasa heran dan terkesan terhadap kegiatan ini. "anak-anak seusia ini kok, mempunyai kepedulian kepada sesama, meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran mereka untuk berbagi,"katanya sambil berharap agar baksos tahun depan bisa bertempat di dusun ini lagi.
Sementara itu salah satu siswa peserta Baksos Fahrizal Zullfiyan Irfansyah. Siswa yang duduk di kelas X Jurusan IPA ini mengaku banyak manfaat, pengalaman, dan menambahkan rasa syukur pada dirinya. “di pelosok desak, tidak ada sinyal telepon dan air juga agak sulit, “ujarnya. “jadi saya bisa merasakan hidup dengan fasilitas yang minim, di banding hidup di kota selama ini, dengan fasilitas yang lengkap,”ungkapnya saat di temui sepulang dari Baksos. (dzl)