Sangiran (MAN 1 YK) — MAN 1 Yogyakarta menyelenggarakan Pembelajaran Luar Kelas (PKL) untuk kelas X, Kamis (7/11), di Museum Sangiran dan De Tjolomadoe, Jawa Tengah.
"Tujuan PKL ini merupakan bentuk komitmen MAN 1 Yogya dalam mewujudkan madrasah ramah anak," ujar Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs. H. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd.n dalam rapat koordinasi.
Wakamad Bidang kurikulum Taufik Zamhari menambahkan, dipilihnya Kamis (7/11) merupakan pelaksanaan program Sehari Belajar di Luar Kelas yang dicanangkan kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam memperingati Universal Children’s Day.
Kementerian PPPA mengedarkan surat kepada Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama yang merupakan institusi yang membawahi satuan pendidikan di Indonesia. Kegiatan PKL atau Outing Classroom Day (OCD) ini serentak dilaksanakan di Indonesia dan seluruh dunia untuk memperingati Hari Anak Internasional oleh lembaga pendidikan dari PAUD sampai SLTA sederajat di seluruh Indonesia serta 134 negara di dunia.
Dengan menggunakan 6 bus dalam lawatannya ke Museum Purbakala Sangiran, siswa-siswi MAN 1 Yogya dipandu 4 guide.
Kunjungan dimulai dengan memasuki ruangan khusus untuk menonton, para siswa diajak menonton kehidupan sangiran pada masa lampau. Kemudian, mereka mengelilingi ruangan pameran 1, 2, 3 dan 4 yang berisi diorama-diorama, fosil-fosil, cerita mengenai kehidupan pra sejarah dan fakta-fakta seputar sejarah, arkeologi dan sebagainya.
Setelah itu mereka diajak turun lapangan ke lokasi bekas ekskavasi yang banyak ditemukan fosil. Para siswa MAN 1 Yogya kemudian disambut oleh pengelola museum di ruang ramah tamah perpustakaan museum, dengan mengadakan seminar sekaligus dialog, serta dilakukan pembagian buku. Acara tersebut menjadi akhir kunjungan di kawasan seluas 56 km² yang berada di Sragen, dan ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO tahun 1996 sebagai Sangiran Early Man Siter, the homeland of java man.
Perjalanan dilanjutkan ke Museum De Tjolomadoe Karang Anyar, namun sebelum itu rombongan MAN 1 Yogya singgah di pusat oleh-oleh Javenir untuk melaksanakan shalat dzuhur. Sesampai di De Tjolomadoe bekas pabrik gula yang di jadikan museum, para siswa dipandu 2 guide. Siswa-siswi MAN 1 Yogya diajak berkeliling Stasiun Gilingan yang akan difungsikan sebagai Museum Pabrik Gula, Stasiun Ketelan sebagai area Food and Beverage (F&B), Stasiun Penguapan sebagai area Arcade, Stasiun Karbonatasi sebagai area Art and Craft, Besali Café sebagai F&B, Tjolomadoe Hall atau concert hall, dan Sarkara Hall sebagai multi-function hall.
Perjalanan PKL MAN 1 Yogya pun berakhir dan kembali ke Kota Yogyakarta. Selain mengerjakan lembar kerja siswa, para siswa juga diberi tugas membuat video sebagai laporan penelitian.
Taufik berharap, dengan pembelajaran yang asyik dan nyaman ini diharapkan mampu mengembangkan bakat dan kemampuan anak. Pasalnya, karena kalau bicara masa depan Indonesia maka harus mengejar kualitas sumber daya manusia, caranya dengan pendidikan yaitu rajin belajar, dan belajar tidak hanya di kelas tetapi juga di luar kelas agar menyenangkan dan semua bahagia. (adr/dzl)