Yogyakarta(MAN 1 YK)-Kesuksesan dalam organisasi adalah kesuksesan kolektif. Maka dukungan dan peran semua anggota sangat diperlukan. Bisa dipastikan sebuah organisasi akan menghadapi tantangan yang menuntut sebuah manajemen risiko, yaitu suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Dengan mempertimbangkan resiko dan strategi penyelesian, akan mengantar sebuah organisasi menuju kesuksesan.
Inilah materi pokok dalam outbound anggota OSIS MAN 1 Yogyakarta, Ahad(18/12) kemarin di lapangan upacara. Kegiatan yang digelar mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.30 WIB ini diikuti oleh 150 siswa, semuannya adalah anggota baru berbagai organisasi bidang di bawah OSIS, yaitu Organisasi Intera Sekolah(OSIS), Majelis Permusyawaratan Siswa(MPS), Palang Merah Remaja(PMR), Rohani Islam(ROHIS), Peleton Inti(TONTI), Kelompok Ilmiah Remaja(KIR), dan Jurnalistik. Bekerjasama dengan De Adventuras, sebuah Event Organizer di Yogyakarta.
Wakil Kepala MAN 1 Yogyakarta Bidang Kesiswaan Singgih Sampurno, MA. pada acara outbound ini berharap agar para peserta bisa mengikuti dengan baik. lebih dari itu, ia berharap agar melalui kegiatan ini dapat membentuk karakter para siswa khususnya anggota OSIS yang baru ini.
Sementara itu Pihak De Adventuras Jajang Sukendar, menerangkan aktifitas dalam outbound ini secara umum diformulasikan kepada para peserta agar menyerap nilai-nilai yang ada, misalnya keikhlasan, kerjasama, dan positif thinking.
Ragam permainan edukatif dihelat dalam outbound ini, diantaranya lord of the ring, fire up, glass pyramid, human train, circle bee, dan take a risk. Sebelum permainan dimulai, para peserta berkumpul jadi satu tempat, membentuk sebuah lingkaran besar.
"Mansatu!,"pekik pemandu acara Supardiono sapa mereka. "Jaya!,"sahut para siswa itu. "Mansatu!,"pekik Supardiono lagi. "Prestasi tiada henti!,"jawab mereka, penuh semangat dan antusias.
Lima belas menit kemudian, setelah semangat dan kosentrasi mereka terlihat. lantas mereka dibagi menjadi 15 kelompok secara acak. Serta setiap kelompok dipilih ketuanya. Kemudian ketua kelompok berkumpul di suatu tempat yang telah ditentukan untuk mendapatkan briefing tentang permainan pagi itu. Di hadapan mereka ada 12 peralatan, yaitu peniti, korek api, tali bangunan, stik kayu, sumpit, balon, karet gelang, lakban, penggaris, sedotan, paku, dan Koran.
Dan yang menjadi tantangan adalah para ketua ini diperbolehkan hanya mengambil 8 alat dari 12 alat itu, di mana 8 alat itu nanti akan digunakan untuk menjawab ragam tantangan pada permainan.
Di sinilah, para ketua harus pandai-pandai memilih alat yang akan diambil. Tentu mereka harus mempertimbangkan, apakah 8 alat yang diambil itu berfungsi atau tidak. Atau mungkin juga dia mengambil 8 alat yang di antara peralatan itu mempunyai fungsi yang sama.
Permainan demi permainan terus bergulir. Setiap kelompok adu strategi, yang menuntut kerjasama yang baik antara anggota kelompok mereka. Hingga akhirnya sebanyak enam permainan berhasil dilalui, meskipun tidak semua permainan bisa ditaklukkan. Lebih dari itu, setelah permainan, setiap kelompok juga diminta untuk membuat sebuah evaluasi,yaitu faktor keberhasilan dan kegagalan pada setiap permainan.
"Dari ragam permainan tadi, banyak pelajaran yang bisa diambil,"ujar Supardiono. Lantas ia menerangkan, bahwa itulah gambaran dalam beroganisasi. Setiap anggota oranganisasi harus siap sedia hadapi berbagai tantangan yang tak terduga. Untuk itu menurutnya, dibutuhkan kerjasama yang baik antar anggota.(dzl)