Yogyakarta (MAN 1 YK)—Para alumnus MAN 1 Yogyakarta Program Studi Agama menggelar silaturrahim secara virtual, Sabtu (4/7/2020) malam, berlangsung mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.30 WIB. Tampil sebagai keynote speaker(pembicara utama) Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Prof.Noorhaidi,S.Ag.,MA.,M.Phil, PhD., Alumnus Madrasah Aliyah Negeri Program Keagaam(MANPK) tahun 1990 dan Rektor IAIN Surakarta Prof.Dr.H.Mudofir, S.Ag., M.Pd. alumnus MANPK tahun 1991., serta Intisari hikmah disampaikan oleh Suyanto, M.S.I. alumnus MANPK tahun 1996.

Kegiatan ini dihadiri Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd, Ketua Komite Madrasah Drs.H.Suyuti, M.Pd., dan segenap guru Program Studi Agama. Sedikitnya ada 50 peserta terdiri siswa dan alumni Program Studi Agama (MANPK, MAK, dan IIK) yang bergabung dalam Halal-Bihalal yang bertema ‘Merajut Silaturrahim, Membangun Kekeluargaan, Meraih Keberhasilan’ itu.

Meskipun pertemuan digelar secara virtual dengan aplikasi Zoom Meetings dan disiarkan langsung via live streaming Youtube, kegiatan ini berlangsung meriah, hangat dan khidmat. Harmoni persaudaraan, persahabatan dan kekeluargaan, serta kerjasama antar angkatan alumni madrasah ini juga sangat terasa. Mereka berbagi tugas selain keynote speaker dan Intisari Hikmah. Tilawah Al-Quran oleh Zaky Taqiyuddin Rahmat siswa XI MANPK, Moderator oleh Torik Abdul Aziz Wibowo alumnus tahun 2018, operator dan admin oleh Nur Asyrof Muhammad alumnus tahun 2014.

Ketua Panitia Hukma Fikria Adira Alumnus tahun 2018 menyampaikan, kegiatan ini digelar untuk menyambung dan memperkuat komunikasi dan tali silaturrahim antara alumni, guru, dan MAN 1 Yogyakarta. Pasalnya, silaturrahim dan komunikasi, rasa kekeluargaan merupakan kunci untuk meraih keberhasilan di segala bidang.

Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd dalam sambutannya, sangat mengapresiasi acara ini. “Alumni Prodi Agama mempunyai peran yang sangat penting,” ujarnya.

Ia berharap seluruh alumni MAN 1 Yogyakarta khususnya dari Prodi Agama dapat berperan dan bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, serta agama.

Sementara itu Prof.Noorhaidi, S.Ag., MA., M.Phil, PhD., selaku keynote speaker yang pertama berharap, para alumnus MAN 1 Yogyakarta yang sedang studi di perguruan tinggi mendapat kemudahan dan kelancaran, serta kesuksesan. Setelah selesai Strata 1, kemudian melajutkan studi ke jenjang Magister dan doktor. “Dapat merintis karir, misalnya menjadi dosen, hakim, dan professional baik di Indonesia maupun mungkin di luar negeri,”pintanya.

Saat ia menjadi siswa MANPK MAN 1 Yogyakarta, ungkapnya, Prodi Agama telah memberi pondasi yang kuat dengan ilmu agama, bahasa asing, pendidikan dan pengajaran hingga ia mampu melanjutkan studi ke luar negeri.

“Saya bangga menjadi alumnus MAN 1 Yogyakarta, khususnya MANPK, karena saya kira, saya tidak bisa, menjadi posisi saya sekarang menjadi dosen, meraih guru besar di UIN, lalu pernah berkelana ke berbagai kawasan dunia menimba ilmu. Itu semua pondasinya dari MANPK MAN 1 Yogyakarta,” kenangnya. “Sepanjang kalian bersungguh-sungguh kalian akan sukses,”imbuhnya.

Sementara itu, Prof.Dr.H.Mudofir, S.Ag., M.Pd. selaku keynote speaker kedua, mengungkapkan, faktor kesuksesannya dan para alumnus, adalah bahwa mereka tidak pernah berhenti membaca. Untuk itu ia mengajak para alumnus selalu meningkatkan kemampuan literasi dan beradaptasi dengan tantangan-tangan saat ini.

Tuturnya, sebagaimana dikatakan Jack Ma, bahwa abad digital saat ini merupakan abad terbaik. “Abad digital adalah abad terbaik dimana setiap orang secara terbuka dapat meningkatkan diri dan mobilitas, hanya orang malas yang tidak bisa mengambil abad terbaik ini,”tuturnya.

Ungkapnya, peradaban itu tumbuh karena ada tantangan, dan respon yang tepat. “Karena itu, Prodi Agama jangan melulu kitab kuning, tapi harus relevan dengan wawasan kemodernan,”pintanya.

Kemudian dalam Intisari hikmah, Suyanto, M.S.I. menyimpulkan, sedikitnya ada dua hal yang penting dalam pertemuan ini. Pertama, kesuksesan para senior alumni MANPK dan Prodi Agama menjadi inspirasi untuk generasi saat ini dan mendatang, bagaimana keberhasilan itu diraih dengan usaha lahir dan batin. Kemudian yang kedua, adanya ikatan doa para guru dan pengasuh yang tak pernah putus untuk para siswa. (dzl)