Yogyakarta (MAN 1 YK)— “Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia” kadungan Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 32 ini, menginspirasi pada setiap insan dan semua elemen masyarakat dan pemerintah untuk saling menjaga dan saling melindungi, agar penyeberan virus corona dapat ditekan, dan dihentikan, serta para korban(terdampak) virus ini mendapatkan pertolongan dengan segera.
Seperti yang diungkapkan dalam esai karya Ahmad Aufa Onnajiha siswa Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan(MANPK) MAN 1 Yogyakarta. Karya siswa ini mampu meraih juara 1 Kompetisi Esai Nasional jenjang SMA/SMK/MA yang diselenggarakan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada(UGM) Yogyakarta , Senin(17/08/2020) kemarin. Sementera itu juara 2 dan 3 di raih oleh Dida Allanuari Tribel (SMK Telkom Sidoarjo) dan Ni Komang Priscila Putri Iswandari (SMA Negeri Bali Madara).
Saat dihubungi, siswa yang akrab disapa Aufa ini menuturkan, berbagai studi kasus pelanggaran hak asasi manusia(HAM) yang terjadi pada masa "vakum vaksin" virus corona atau masa "Adaptasi Kebiasaan Baru". Penyelesaian persoalan ini dipecahkan dengan filsafat kemaslahatan berdasarkan filsafat agama (khususnya Islam).
Lanjutnya, mengikuti petunjuk Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 32, dikatakan jika kita membunuh (menzalimi)seseorang maka itu seperti membunuh nilai kemanusiaan seluruhnya, jika memelihara kehidupan seseorang maka sama dengan menghidupkan nilai kemanusiaan seluruhnya.
“Nah, jadi kemaslahatan bersama itu adalah hal yang sangat penting di masa Pandemi, dengan itu bisa memulihkan segala aspek terdampak,”ungkap siswa kelahiran, Yogyakarta 21 Juni 2004, yang menyukai jurnalistik dan karya ilmiah remaja sejak kelas 1 SMP itu.
Menurutnya, salah satu solusi yang dapat diterapkan menghadapi krisis ini, adalah zakat, infak, sedekah, dan wakaf(ZISWAF). Pasalnya, menurut data Global Giving Index 2020 Indonesia nomor pertama negara terdermawan di dunia. Hal ini, didukung jumlah penduduk Islam di Indonesia terbanyak di dunia dan dorongan semangat religius dan ta’awun dari sila pertama Pancasila"Ketuhanan Yang Maha Esa".
“Mari kita utamakan kesehatan dan kemaslahatan bersama, karena itu mempercepat pemulihan berbagai aspek terdampak. Pelanggaran HAM di masa "vakum" vaksin corona itu karena ketakutan berlebihan sehingga mengabaikan maslahat bersama. Nah, jika keegoisan ini terus terjadi maka keadaan akan semakin sulit. Tingkatkan ziswaf dan kepedulian sosial,”pintanya.
Aufa menuturkan, prestasi yang diraih ini, tidaklah instant. Ia banyak membaca buku dan koran sumber referensi terpercaya dan independen. “Media informasinya juga harus memuat ilmu dan pemikiran kritis dan inovatif kedepan,”ujarnya.
Terangnya, Ide dan ilmu itu bagaikan kuda liar, yang kadang lari mendekat lalu menjauh. Menurut riset penelitian memang di otak manusia itu ada semacam "idea box" merupakan bagian otak yang merekam segala peristiwa yang melahirkan gagasan.
“Maka ikatlah "kuda" itu(ide dan ilmu) dengan karya yang abadi seperti tulisan, di zaman ini sangat bisa dengan media video dan podcast,”pungkasnya. (dzl)