Yogyakarta(MAN 1 YK)—Sebanyak 4 karya ilmiah siswa MAN 1 Yogyakarta masuk final dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia(OPSI) Tahun 2018. Didampingi Kepala Madrasah Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd, wakamad Bidang humas Hartiningsih, M.Pd, Wakamad Bidang Kesiswaan Singgih Sampurno, MA., dan guru pembimbing, para finalis tersebut melakukan audiensi di hadapan Kepala Kanwil Kemenag DIY Drs.H.Muhammad Lutfi Hamid, M.Ag, Selasa(9/10) pagi.
Kepala MAN 1 Yogyakarta Drs.H.Wiranto Prasetyahadi, M.Pd. menjelaskan, setelah melalui proses yang panjang dalam melakukan penelitian dan melalui seleksi yang ketat, akhirnya empat karya ilmiah siswa madrasah ini berhasil lolos masuk final OPSI Tahun 2018 yang akan dihelat pada Senin-Sabtu, (15-20 Oktober 2018) mendatang, di Hotel MG Setos, Jalan Inspeksi, Kembangsari, Semarang Jawa Tengah. “Kami mohon doa restu, untuk kesuksesan siswa kami,”pintanya.
Lanjut Wiranto, Dua karya ilmiah dalam Bidang Matematika, Sains dan Teknologi, dengan judul “Distribusi Kandungan Mikroplastik Pada Pasir dan Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Di Sepanjang Pantai Selatan Bantul, Yogyakart” oleh Muhammad Ibnu Prarista dan Royhan Ikbar. “Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Alternatif Sumber Bioavtur Melalui Proses Transesterikasi Berkatalis Zeolit” oleh Zuhaida dan Rahmat Munir Hasan.
Satu karya ilmiah Bidang Ilmu Sosial dan Humaniora: “Hubungan Literasi Informasi Dengan Pemahaman Anti-Hoax Terhadap Kesadaran Berpolitik Pelajar Pada Pelajar OSIS SMA/MA Kota Yogyakarta” oleh Satrio Octario Wibowo dan Farhan Mudhakir.
Kemudian satu karya ilmiah Bidang Fisika, Terapan dan Rekayasa: “Mbatiq: Alat Pemola Malam Batik Tulis Otomatis Berbasis Internet of Things” oleh Enrico Olivian Maricar dan Rahmat Munir Hasan.
Kerja keras dan prestasi para siswa tersebut mendapat sambutan hangat dan apresiasi Kepala Kanwil Kemenag DIY Drs.H.Muhammad Lutfi Hamid, M.Ag. “Terimakasih atas kehadiran kalian, hal ini menjadi suatu kebanggaan kita, dan menunjukkan eksistensi madrasah,”ujarnya.
Menurutnya, penelitian merupakan perjalanan panjang, melakukan eksplorasi. Kebiasaan ini akan mengantarkan seseorang untuk berpikir sistematis. Lanjutnya, kerja keras ini tidak akan sia-sia. Lutfi menyakinkan, kebaikan yang sudah dikerjakan itu akan menjadi energi positif yang tidak akan hilang. “Menang atau kalah(dalam lomba-red) tidak masalah, energi itu tidak akan hilang,”ungkapnya.
Kalau sekarang belum dapat dirasakan, kelak keturunan dan anak cucu yang akan merasakannya. Dengan satu syarat yaitu tidak putus asa. Tandasnya, putus asa itu akan menghilangkan energi.
Dalam mengahadapi kompetesi pekan depan tersebut, Lutfi menyarankan agar, dilakukan pengecekan ulang terhadap hasil karya ilmiah tersebut. Antara lain dengan mendiskusikannya dengan para konsultan dan para pakar dari perguruan tinggi. (dzl)