Yogyakarta (MAN 1 YK)—Bahasa Jawa yang merupakan warisan Budaya Jawa terus dilestarikan di MAN 1 Yogyakarta. Terbukti, baru-baru ini, Lana Hasuna Siswi Kelas XI Prodi IPA berhasil meraih juara 1 lomba pidato Bahasa Jawa(Sesorah), Sabtu(23/3) kemarin, yang diselenggarakan SMAN 2 Yogyakarta, di Jalan Bener, Tegal Rejo, Kota Yogyakarta.
Selain lomba pidato Bahasa Jawa, banyak perlombaan yang digelar dalam ‘Smada Trilingual Competition Tahun 2019’ itu, antara lain Debat Bahasa Inggris, Debat Bahasa Indonesia, Sesorah Bahasa Jawa, dan Geguritan Bahasa Jawa untuk pelajar jenjang SMA/SMK/MA, serta Story Telling untuk jenjang SMP/MTs.
Saat dihubungi Lana menuturkan, semua tahapan ia jalani, mulai dari penyusunan naskah pidato sesuai tema, belajar pelafalannya. Ungkapnya ada beberapa lafal yang cukup sulit baginya untuk diucapkan seperti antara lafal “d” dan “dh” dan lafal “t” dengan “th”. Namun itu semua bisa lakukan dengan baik, dengan bimbingan Guru Bahasa Jawa.
“Guru pembimbing memberi contoh intonasi, ekspresi, dan pengucapan naskah pidato dengan baik, juga memperhatikan durasinya,”ujar siswi kelahiran Magelang, 13 Agustus 2001 yang juga pandai memainkan Biola itu.
“Butuh latihan berulang kali, sampai akhirnya lancar dan pesan dapat tersampaikan kepada audiens,”ujarnya lagi.
Menurutnya, kebudayaan Jawa sebagai bagian dari kebudayaan nusantara yang wajib dilestarikan. Dari hal kecil seperti membiasakan berbahasa Bahasa Jawa Halus (karma) dengan orang tua atau pada saat pelajaran Bahasa Jawa di sekolah.
“Selain itu sekolah bisa mengadakan ekstra kurikuler Karawitan atau Teater yang mengandung nilai-nilai Budaya Jawa, bisa dari isi atau bahasa yang digunakan. Bisa juga mengkolaborasikan Budaya Jawa dengan budaya lain, seperti dance dengan gerakan tarian jawa,”tuturnya, untuk melestarikan Budaya Jawa dan agar disukai oleh generasi muda.
Sementara itu Guru Bahasa Jawa Dina Wahyuningtiyas, S.Pd. sangat mengapresiasi prestasi siswanya ini, lalu ia mengajak, untuk menjaga kebudayaan Jawa agar tidak tergerus oleh globalisasi. “Jangan sampai ‘wong jawa ora njawani’,”ujarnya.
Selain itu, dikatakan pengembangan Bahasa Jawa bisa dilakukan dengan pembiasaan berbicara dengan Bahasa Jawa yang ‘bener tur pener’. Hal ini menurutnya, bentuk dari "Nguri-uri Kabudayan Jawa" sebagai generasi penerus bangsa yang harus menjunjung tinggi Budaya Jawa. Apalagi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang kental dengan budayanya.
Ia juga berharap, ragam perlombaan yang bernuansa Bahasa Jawa dapat menciptakan rasa bangga memiliki dan melestarikan budaya ini. “Alhamdulillah atas ijin Allah ananda Lana mendapatkan bonus dari semangat mengikuti Lomba Sesorah,”pungkasnya, saat ditemui, Senin(26/3). (dzl)