Kota Yogyakarta (MAN 1 Yogyakarta) – Lomba MSQ (Musabaqah Syarhil Qur’an) dalam ajang Moslem Youth Competition 2024 tingkat nasional yang diselenggarakan oleh pondok pesantren UII (Universitas Islam Indonesia) merupakan kompetisi yang menguji kemampuan peserta dalam bidang syarhil Al-Qur’an. Lomba ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu babak penyisihan secara daring dan babak final secara langsung di UII. Pelaksanaan kompetisi ini berlangsung dari Senin (16/09/24) hingga Sabtu (26/10/24). Menurut Fadhilah, lomba ini adalah pengalaman pertama bagi ia dan timnya mengikuti MSQ di tingkat SMA. Meski masih duduk di kelas 10, mereka bersemangat untuk mencoba tantangan baru ini.
Babak penyisihan berlangsung secara online. Tim harus membuat video performa untuk dinilai oleh para juri. Meski bimbingan baru mereka terima kurang dari seminggu sebelum batas pengumpulan, tim ini tetap optimis dan berlatih intensif. Mereka memanfaatkan waktu setelah Dhuhur hingga Ashar untuk berlatih dengan pembimbing, dan latihan mandiri saat malam hari. Beruntung waktu pengumpulan video diundur, sehingga mereka memiliki waktu latihan tambahan Namun, pengambilan video tersebut tidaklah mudah. Berbagai kendala teknis muncul. Fadhilah dan timnya sempat harus take berkali-kali.
Pengumuman finalis disampaikan melalui Instagram pondok pesantren UII, di mana tim Fadhilah diumumkan sebagai salah satu dari tiga finalis. Ia mengaku bahwa ini adalah pencapaian luar biasa bagi timnya karena persaingannya yang sangat ketat di tingkat nasional. Setelah pengumuman tersebut, mereka mendapatkan bimbingan lebih lanjut untuk mempersiapkan diri menuju babak final.
Pada Sabtu (26/10/24) tim Fadhilah berangkat ke UII dengan penuh antusias. Rangkaian acara di babak final dimulai dengan pembukaan yang dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, serta pengenalan tentang pondok pesantren UII. Lomba pun dimulai dengan tim dari Mansa mendapat giliran terakhir, memberi mereka kesempatan untuk mematangkan persiapan. Fadhilah mengakui bahwa kualitas lawan mereka sempat membuat timnya minder.
“Saat diumumkan juara 1, kami semua sangat bersyukur. Ini benar-benar tidak terduga,” ungkap Fadhilah penuh rasa syukur. Tidak hanya tim mereka yang memenangkan juara 1, tim hadroh dari MAN 1 Yogyakrata juga berhasil meraih juara pertama, menambah kebahagiaan di hari itu.
“Kami belajar bahwa pengalaman adalah yang terpenting. Usaha tidak akan mengkhianati hasil, dan Allah melihat prosesnya, tidak hanya hasil,” sambungnya akhiri sesi wawancara. (sha)